Rabu, 25 November 2015

NEW

Pemanasan Global (Global Warming) peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan atmosfer dan permukaan bumi. Sejak kira-kira tiga puluh tahun yang lalu, para ilmuwan sudah memberi peringatan pada dunia berkenaan dengan akibat buruk yang ditimbulkan oleh Global Warming atau Pemanasan Global, yang merupakan ancaman paling serius bagi umat manusia setelah perang dingin.
Menurut berbagai penelitian, pada saat ini suhu di permukaan bumi sudah menunjukkan peningkatan yang sangat drastis yaitu sekitar 0,6°C yang terjadi dalam satu abad terakhir. Peningkatan yang terbilang dan terlihat kecil, namun dampak pemanasan global sangat besar bagi Bumi dan kehidupan di Bumi. Berikut adalah dampak yang ditimbulkan akibat Global Warming: 

  • Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh Pemanasan Global, glacier di enam benua mulai mencair, lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, demikian juga lapisan es di Greenland, juga gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair, ini mengakibatkan naiknya permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan longsor semakin sering terjadi, kekeringan yang melanda pertanian bermunculan di mana-mana, menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis.

  • Penyakit tropis menyebar, malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.
  • Pemanasan laut menyebabkan rusaknya karang dan matinya kehidupan di situ. Diperkirakan dalam waktu 50 tahun ke depan, seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan laut dan polusi akibat kegiatan manusia.
  • Kerugian lain yang segera akan terjadi adalah semakin berkurangnya keaneka-ragaman hayati dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi, berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan makanan mereka
Lewat kesadaran lingkungan, setiap orang dapat memberikan kontribusi dengan cara sederhana mereka masing-masing dalam menanggulangi perubahan iklim. Kita harus mulainya dari diri kita sendiri, lingkungan kecil kita sendiri. Setiap hal kecil yang dapat kita lakukan di rumah, segera kita lakukan, seperti misalnya meminimalkan penggunaan peralatan atau mesin yang menghasilkan gas sebelum kita bisa benar-benar menyingkirkannya.
Untuk memaksa pemerintahnya agar lebih serius menangani Pemanasan Global ini, banyak orang di Amerika berkampanye agar orang memilih Presiden dan anggota DPR yang punya kepedulian terhadap penanggulangan Pemanasan Global, yang tidak peduli tidak perlu dipilih, sehingga masalah serius yang mempengaruhi keselamatan umat manusia dan masa depan dunia ini lebih diperhatikan secara serius.
Salah satu tanggung jawab vital mereka yang mewakili publik adalah melindungi anak-cucu kita serta generasi mendatang dari kerusakan lingkungan yang akibatnya nanti harus mereka tanggung.
Kalau saja kita bisa mendengar suara generasi mendatang, kita akan mendengar seruan mereka agar kita segera bertindak menanggulangi Pemanasan Global. Anak-cucu yang sekarang belum lahir itu akan menanggung beban berat akibat kelalaian kita.

Kerusakan Lingkungan Akibat Global Warming

Read More

Presiden Joko Widodo dalam peringatan Hari Guru Nasional 2015
JAKARTA - Setiap tahun, 25 November adalah hari istimewa bagi para guru. Di Hari Guru Nasional inilah pengabdian mereka diakui, prestasi mereka dirayakan dan keberadaan mereka lebih diperhatikan.

Ironisnya, sebagai sosok yang digugu dan ditiru, kehidupan para guru masih banyak yang jauh dari layak. Tidak heran, peningkatan kesejahteraan adalah isu klasik yang terus berulang sepanjang masa. Bahkan tahun ini, puluhan ribu guru honorer turun ke jalan menuntut perhatian pemerintah atas status dan kesejahteraan mereka.

Sempat mendapat angin segar karena dijanjikan diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS), para pahlawan tanpa tanda jasa itu harus menelan pil pahit. Pasalnya, rencana perubahan status tersebut terancam batal karena pemerintah tidak menyelipkan anggaran pengangkatan guru honorer menjadi PNS di dalam APBN.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang menaungi semua guru di Tanah Air pun terus memperjuangkan kesejahteraan rekan sejawat mereka. Sementara itu, tidak ada kata istirahat bagi para guru mendidik dan mencerdaskan generasi penerus bangsa. Apalagi Presiden Joko Widodo berpesan, tanggung jawab menyiapkan anak muda Indonesia agar mampu bersaing dengan bangsa lain ada di pundak guru.
"Para guru tidak boleh lelah untuk berkarya serta terus mengembangkan metode pembelajaran yang bisa mendorong siswa-siswi mereka untuk terus aktif dan berpikir kritis. Bekali anak Indonesia dengan kreativitas dan juga budi pekerti," pesannya kepada belasan ribu guru yang menghadiri puncak peringatan Hari Guru Nasional 2015.
Tidak lupa, orang nomor satu di Indonesia itu juga mengapresiasi perjuangan para guru Nusantara. Dia angkat topi kepada mereka yang mengabdi dan berkarya meski harus menempuh jarak berkilo-kilo meter demi mencapai sekolah atau hidup dan mengajar dalam keterbatasan.
"Saya sendiri adalah karya dari guru-guru saya dan kita semua adalah karya dari guru-guru kita," tandasnya.
Selamat Hari Guru Nasional!

Selamat Hari Guru Nasional!

Read More

Senin, 23 November 2015

Indonesia memerlukan teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh wilayah

Krisis Listrik, Indonesia Butuh NuklirIlustrasi nuklir. (Thinkstockphoto)

Anggota Komisi Teknis Energi Dewan Riset Nasional Arnold Soetrisnanto menyatakan, Indonesia memerlukan teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh wilayah.

Pasalnya, Indonesia sudah masuk tahap krisis listrik, sementara pemenuhan melalui sumber energi konvensinal semakin sulit dilakukan.

"Energi nuklir merupakan suatu pilihan yang diperlukan Indonesia. Kalau dari segi kebutuhan sudah tidak perlu ditanyakan lagi, kita sudah butuh (energi nuklir)," kata Arnold Soetrisnanto di Phan Rang - Tap Cham, Vietnam, Jumat (13/11/2015).

Pernyataan tersebut dia sampaikan di sela-sela acara Lokakarya bertema "Public Acceptance of Nuclear Technologies: Sharing Asian Experience" yang diselenggarakan oleh Badan Tenaga Nuklir Vietnam (VAEA) bekerja sama dengan BUMN Nuklir Rusia Rosatom.

Menurut Arnold, sumber-sumber energi yang digunakan di Indonesia saat ini untuk pasokan listrik, seperti batu bara, sudah tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi seluruh wilayah Indonesia.

"Untuk memenuhi kebutuhan listrik satu tahun bila memanfaatkan energi dari batu bara maka harus ada sekitar 200 juta ton batu bara per tahun yang harus disuplai ke PLTU (pembangkit listrik tenaga uap)," ujar dia.

"Hal ini perlu disampaikan ke kalangan pemasok batu bara. Apakah mereka mampu memasok batu bara sebanyak 200 juta ton per tahun," lanjutnya.

Arnold menilai, ketahanan energi Indonesia sudah termasuk dalam tahap krisis. Pasalnya, kebutuhan energi di daerah-daerah, khususnya di luar Pulau Jawa, seringkali tidak dapat terpenuhi dengan baik.

Hal itu, kata dia, terbukti dengan sering adanya pemadaman listrik bergilir di beberapa daerah, seperti di Sumatera dan di Kalimantan.

"Ketahanan energi Indonesia sebenarnya sih sudah krisis. Kalau melihat Jawa kayanya memang enak dan belum krisis, tetapi coba lihat di Sumatera dan Kalimantan itu sudah krisis listrik," jelas dia.

Dia juga mengungkapkan bahwa para pemerintah daerah sudah sering mendorong pemerintah pusat untuk memulai pembangunan PLTN guna memenuhi kebutuhan listrik di daerah, namun belum ada kemauan dan komitmen yang kuat dari Pemerintah Pusat untuk rencana pembangunan PLTN.

"Dorongan dari pemerintah daerah sudah seringkali muncul dari dulu karena kebutuhannya di daerah. Koordinator dari gubernur-gubernur di Kalimanatan pernah kirim surat ke Ibu Megawati untuk bikin PLTN, tetapi tidak terlaksana," ungkap dia.


"Sekarang gubernur seluruh daerah di Sumatera tandatangan surat lagi kirim ke Jokowi untuk pembangunan PLTN, maka kita tunggu keputusan ini. Jadi, saya kira dorongan sudah banyak, tetapi saya tidak mengerti mengapa Pak Jokowi belum bisa memutuskan 'ya' untuk nuklir," imbuh dia.

Padahal, lanjut Arnold, biaya untuk energi nuklir dari sisi ekonomi tidak semahal energi surya.

"Energi surya yang biayanya 25 sen per KwH diterima oleh pemerintah, tetapi ini nuklir yang 10 sen per KwH kok ngga diterima dan jadi opsi terakhir?" ucap dia.

Dari sisi lingkungan, tidak seperti penggunaan batu bara, penggunaan energi nuklir pun tidak menyumbang emisi karbondioksida (CO2), yang merupakan musuh utama bagi negara kepulauan seperti Indonesia, yang harus mencegah dampak dari pemanasan global.

"Kita harus lihat jauh ke depan, dari sisi itu, nuklir harusnya menang karena tidak mengeluarkan emisi. Maka untuk jangka panjang Indonesia harusnya dukung pemakaian energi nuklir ini, tetapi kok malah jadi pilihan terakhir?," ujar dia.

Untuk itu, Arnold berpendapat bahwa pemerintah Indonesia perlu memberikan perhatian lebih untuk membuat perencanaan energi yang memang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan energi yang ada


(Sumber : Kompas.com)

Krisis Listrik, Indonesia Butuh Nuklir

Read More

Pameran ini bertujuan mengenalkan Kelas Inspirasi dan mengajak lebih banyak lapisan masyarakat bergabung dalam gerakan positif di bidang pendidikan ini.

Membangun Mimpi Anak-anak Indonesia Bersama Pahlawan SehariSiswa sekolah dasar di Jakarta melepas balon ke udara seusai mengikuti kelas inspirasi beberapa waktu lalu. (Bayu Dwi Mardana/National Geographic Indonesia)
 Kelas Inspirasi Indonesia Mengajar menggelar Pameran Kelas Inspirasi yang bertajuk #PahlawanSehari, 13-15 November 2015 di FX Senayan, Jakarta. Ada 30 foto dan 4 rangkaian foto esai Kelas Inspirasi (KI) Jakarta 4 yang dipamerkan. Sejumlah foto penuh inspirasi itu merupakan dokumentasi terpilih di antara lebih dari 5.200 foto yang dihasilkan 188 relawan fotografer di 71 Sekolah Dasar pada penyelenggaraan Hari Inspirasi KI Jakarta 4, 9 September 2015. Foto-foto itu dikurasi dalam proses yang panjang, salah satunya dengan melibatkan fotografer senior Arbain Rambey.

“Foto yang ‘berbicara’ adalah ketika makna foto yang dimaksud pemotret dan yang ditangkap pelihat, sama,” ujar Arbain Rambey.

Ia menambahkan bahwa Foto yang baik adalah sebuah rekaman dua dimensi yang bisa mewakili hal tiga dimensi dengan segenap rasanya (suara, aroma dan suhu).

“Setelah saya melihat foto-foto yang diberikan kepada saya, semua rasa foto langsung tersambung kepada rasa saya. Anak-anak yang gembira menerima pembelajaran, para pengajar yang penuh semangat dan sebuah suasana Indonesia yang penuh rasa optimis,” ungkap Arbain Rambey, yang mengkurasi dokumentasi KI Jakarta 4 dengan standar jurnalisme koran.

Tema #PahlawanSehari dipilih sejalan dengan konsep penyelenggaraan Kelas Inspirasi, dimana para relawan harus mengajar sehari di Sekolah Dasar untuk mengenalkan profesi mereka dan menyemangati anak-anak meraih mimpi.

Pameran ini bertujuan mengenalkan Kelas Inspirasi dan mengajak lebih banyak lapisan masyarakat bergabung dalam gerakan positif ini.

 “Melalui pameran yang dipersiapkan dan dikelola oleh para relawan Kelas Inspirasi ini, kami berharap semangat gerakan pendidikan dapat semakin meluas,” kata Rahmat Danu Andika, manager divisi Public Engagement Indonesia Mengajar.

 Ia menuturkan bahwa sebenarnya masyarakat Indonesia sangat berdaya untuk ikut serta memajukan pendidikan melalui berbagai inisiatif yang dilandasi semangat kerja bakti dan kolaborasi.

Kelas Inspirasi bersifat sukarela dan bebas kepentingan, dengan tujuan utama mencerdaskan kehidupan bangsa dan mendorong anak-anak Indonesia lebih percaya diri dalam meraih cita-cita.

Selain pameran foto, sejumlah acara menarik lainnya juga dapat diikuti dalam Pameran Kelas Inspirasi #PahlawanSehari. Di antaranya, flashmob, donasi buku dan penulisan surat semangat, talkshow Kelas Inspirasi bersama aktris Dinda Kanya Dewi dan Wisber Loeis, mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Jepang dan PBB.

Selain itu, ada juga pertunjukkan seni dari anak-anak SD yang pernah didatangi Kelas Inspirasi, Bedah Karya Foto oleh Arbain Rambey, workshop fotografi bersama Komunitas Kamera Lubang Jarum, simulasi Kelas Inspirasi, live performance Endah n Rhesa, Orchest Stamboel High Indisch Travalgar, dan Papua Voice, serta sosialisasi Indonesia Mengajar dan pendaftaran Pengajar Muda.

Kelas Inspirasi merupakan sebuah insiatif turunan dari Gerakan Indonesia Mengajar yang telah tersebar di lebih dari 100 kota dan kabupaten di Indonesia. Di tahun 2015 ini, Gerakan Indonesia Mengajar telah memasuki tahun kelima sebagai organisasi masyarakat sipil yang bergerak di bidang pendidikan.

Pameran Kelas Inspirasi Jakarta 4 menjadi bagian dari rangkaian syukuran lima tahun Gerakan Indonesia Mengajar, beserta inisiatif pendidikan lainnya seperti pengiriman Pengajar Muda dan penyelenggaraan Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) 2015 di 17 Kabupaten di seluruh Indonesia

(Lutfi Fauziah
Sumber : National Geographic Indonesia

Membangun Mimpi Anak-anak Indonesia Bersama Pahlawan Sehari

Read More

Jika kita tidak bekerja keras, skenario terburuknya, daerah Semanggi bisa menjadi pinggiran laut Jakarta di masa depan.

Tahun 2050, Semanggi akan Menjadi LautanSeorang pelajar melintasi jalan yang terendam banjir di pesisir utara Jakarta. Seruas jalan utama menuju Pompa Air Pluit di Muara Baru, Jakarta Utara, memang kerap kebanjiran. Pesisir ini merupakan salah satu kawasan di Jakarta yang diperkirakan tenggelam paling cepat. (Cynthia Boll)
Suatu saat di tahun 2012, Dosen sekaligus peneliti dari Program Teknik Lingkungan, Universitas Indonesia, Firdaus Ali bersama dua rekannya dari Geodesi ITB, Hasanudin Z. Abidin & Heri Andreas membuat simulasi dan skenario. Mereka ingin melihat bagaimana masa depan daratan Jakarta yang mulai tenggelam. Hasil simulasi dan skenario mereka  saat itu sangat mengejutkan ketika mereka memprediksi apa yang mungkin terjadi di tahun 2050!
“Saya beritahu skenario yang baik terlebih dahulu, ya,” kata Firdaus.
Ia menjelaskan, “Di tahun 2050, pinggir pantai Jakarta mungkin akan berada di daerah Harmoni.”
Wah! Bukankah sekarang pinggiran ada di Jakarta Utara? Bagaimana  bisa jadi bergeser ke Jakarta Pusat?
Simak video drone berikut untuk mengetahui beberapa fakta dan angka tentang tenggelamnya Jakarta. 


“Jangan kaget dulu, karena jika kita tidak bekerja keras, skenario terburuknya adalah daerah Semanggi bisa menjadi pinggiran laut Jakarta di masa depan. Bahkan bisa mencapai area yang hampir Selatan itu,” tambah Firdaus.
Sekarang ini, warga Jakarta cenderung mengkonsumsi air dengan boros, melakukan eksploitasi air tanah dalam yang esktrasinya secara besar-besaran dan sebagian besar bagian Jakarta sekarang mengalami defisit air tanah. Itulah mengapa Jakarta sedang tenggelam.
Kita harus menyelamatkan Jakarta yang kita cintai; kerja dengan pintar dan cepat untuk meminimalkan penyurutan tanah. Bisa melalui kontrol total terhadap ekstraksi air tanah dalam atau dengan membangun infrastruktur yang aman di pinggiran laut yang ada sekarang. Kita semua harus bertindak jika tidak mau Semanggi menjadi pinggiran laut yang baru. 

Kisah pendek ini bagian dari Proyek Utarakan Jakarta – Speak up (North) Jakarta lewat laman www.utarakanjakarta.com. Proyek ini bertujuan untuk mengabarkan dan meningkatkan kesadaran tentang banjir di Jakarta, sekaligus menunjukkan urgensi untuk melindungi Jakarta dari banjir.

Utarakan Jakarta menggambarkan kehidupan empat warga yang hidup di balik tembok laut di Jakarta Utara. Gambaran tersebut menangkap soal perjuangan mereka melawan banjir, rumah yang terendam dan harga air minum di sebuah kota yang di ambang tenggelam. Kampanye memperlihatkan kekhawatiran, mimpi dan harapan mereka akan masa depan yang lebih baik. Simak juga kisah keempat warga tadi dalam "Di Balik Benteng Laut" yang terbit di Edisi Spesial National Geographic Indonesia edisi November 2015.

(www.utarakanjakarta.com)

Tahun 2050, Semanggi akan Menjadi Lautan

Read More

Selasa, 17 November 2015

Gambar 1


Merupakan negara dengan karakteristik masyarakat yang sangat beragam. Negara yang dibangun oleh keragaman kelas sosial ekonomi, budaya, bahasa, maupun agama.
Munculnya perbedaan gagasan maupun pemahaman tentang kehi dupan sosial masyarakat dan berbangsa lumrah terjadi. Karena itu, hubungan antarkelompok yang memiliki perbedaan ideologi, gagasan, maupun pemahaman politik yang berbeda harus betul-betul dikelola dengan baik.
Potensi penggunaan kekerasan serta terjadinya dominasi kelompok yang kuat terhadap yang lemah harus mampu diminimalkan. Yang kuat menindas yang lemah atau mayoritas menyingkirkan minoritas adalah catatan kelam yang harus dihapus.
Kekerasan atas nama agama, atas nama mayoritas, dan atas nama persaingan politik masih saja terus terjadi. Jika itu terus terjadi, bangsa ini akan selalu terombang-ambing dalam konflik yang tak pernah selesai.
Salah satu sebab terjadinya konflik di beragam tempat di Indonesia adalah minimnya kemampuan komunikasi lintas budaya ataupun agama, minimnya kemampuan berdialog. Padahal, menurut Parekh ( 2000), dalam konteks masyarakat multikultural, dialog antarbudaya merupakan hal yang sangat penting.
Gambar 2
Dialog menjadi penting karena cara pandang tiap kelompok yang ada di masyarakat pasti berbeda antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu, membangun kebiasaan menyelesaikan setiap permasalahan melalui dialog menjadi kebutuhan yang sangat mendasar. Sekolah menjadi salah satu ruang yang dapat dioptimalkan untuk melatih pembiasaan dialog yang konstruktif.
Pembiasaan dialog bukan perkara mudah. Tapi, bukan juga hal mustahil yang dapat terus-menerus diupayakan. Sikap terbuka dan keberanian berdialog dalam kehidupan sehari-hari menjadi penting untuk terus-menerus dilakukan.
Sekolah adalah medium yang paling tepat untuk memupuk kebiasaan dan keberanian melakukan dialog. Dialog dilakukan agar ada sikap saling memahami antarkelompok budaya maupun agama serta meminimalkan gesekan-gesekan konflik.
Sekolah merupakan wahana internalisasi akademik, nilai, norma, dan budaya. Pembelajaran dan aktivitas harian di sekolah sudah seharusnya tidak hanya berfokus pada konstruksi kemampuan intelektual akademik saja, tetapi juga pada pendidikan karakter serta pemahaman dunia sosial bagi peserta didik.
Internalisasi pemahaman dunia sosial dapat dilakukan di sekolah karena peserta didik berinteraksi dengan guru, staf sekolah, ataupun sesama peserta didik dengan status sosial ekonomi, budaya, maupun agama yang beragam.
Sudah seharusnya sekolah menjadi tempat di mana dialog diutamakan, nilai-nilai sportivitas dikedepankan, dan toleransi menjadi kunci. Dialog menjadi penting agar penyelesaian setiap permasalahan tak perlu menggunakan kekerasan.
Maraknya penggunaan kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan akhir-akhir ini merupakan tanda bahwa kita belum terbiasa menyelesaikan permasalahan dengan dialog. Kegagapan berdialog dengan santun harus segera dicarikan solusinya. Sekolah memegang peranan penting dalam pembiasaan dialog. Ruang dialog di sekolah harus dibangun dan dirawat.
Jika di lingkungan keluarga peserta didik berhadapan dengan nilai-nilai yang relatif seragam, di lingkungan sekolah mereka akan berhadapan dengan nilai-nilai yang lebih beragam.
Apalagi dengan kondisi Indonesia yang beragam secara sosial ekonomi, budaya, maupun agama. Peserta didik sejak masuk ke dunia sekolah harus dikenalkan pada semangat kebangsaan serta kesadaran penuh akan kondisi Indonesia yang beragam.
Karakteristik sekolah negeri yang memiliki peserta didik dengan latar status sosial ekonomi, budaya, maupun agama yang lebih beragam memegang peranan penting dalam menginternalisasi kemampuan berdialog dengan beragam kalangan. Para peserta didik di sekolah negeri memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk berinteraksi dengan beragam kalangan.
Sebaliknya, sekolah dengan corak keagamaan seperti madrasah ataupun sekolah Katolik yang memiliki mayoritas peserta didik yang berasal dari satu agama tentu memiliki keterbatasan pergaulan lintas agama di lingkungan sekolah. Sekolah dengan karakteristik tersebut perlu memiliki program pembelajaran ataupun aktivitas harian yang melibatkan peserta didik mengenal realitas keragaman yang ada di Indonesia.
Program kunjungan ke tempat peribadatan masyarakat yang berbeda agama, kunjungan ke sekolah dengan corak keagamaan yang berbeda, penyelenggaraan kejuaraan bersama antarsekolah, maupun kegiatan-kegiatan dengan sekolah yang berbeda latar keagamaan penting dilakukan.
Pembiasaan kerja sama lintas agama sejak masih di sekolah ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa saling percaya dan mengikis kecurigaan. Dialog-dialog yang dilakukan secara intensif akan mempererat hubungan persaudaraan.
Melalui pembelajaran di kelas maupun aktivitas harian di sekolah, peserta didik bisa mendapatkan beragam perspektif kehidupan. Mereka jadi terbiasa mendialogkan setiap permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari mereka.
Ruang kelas harus menjadi arena kontestasi atau pergulatan ide. Pemikiran tiap peserta didik harus dihargai oleh seluruh elemen kelas. Pembelajaran harus memicu peserta didik untuk menyampaikan gagasan. Masingmasing peserta didik harus terbiasa mendengarkan pendapat dari rekan sebayanya ataupun guru yang sedang menyampaikan argumentasinya.
Para peserta didik akan menghadapi zaman dengan permasalahan yang semakin kompleks. Kemungkinan untuk bertemu dengan masyarakat dengan status sosial ekonomi, budaya, dan agama lintas bangsa akan semakin terbuka. Sekat-sekat semakin terbuka.
Oleh karena itu, proses pendidikan di sekolah harus memberikan pemahaman akan komunikasi lintas budaya dan lintas agama kepada para peserta didik. Apresiasi lintas budaya, lintas agama, maupun lintas bangsa menjadi penting diinternalisasikan di sekolah agar peserta didik tidak alergi terhadap perbedaan.
Dengan pembiasaan dialog sejak di sekolah, harapannya para peserta didik akan menjadi individu-individu yang sadar bahwa kehidupan yang damai adalah sesuatu yang bisa diupayakan dan diciptakan. Mereka adalah cikal bakal pemimpin masa depan negeri ini. Tentu menjadi harapan bersama jika rasa aman dan damai selalu menyelimuti Indonesia, negeri yang sangat kita cintai.

Sekolah Sebagai Ruang Dialog

Read More

Berbagai penelitian telah menunjukkan mengenai dampak buruk yang bisa disebabkan akibat terlalu sering minum softdrink. 

Jika sebelumnya banyak penelitian lebih memfokuskan pada orang dewasa, kini sebuah studi meneliti mengenai efeknya terhadap anak-anak. 


Peneliti menemukan bahwa minuman ringan menyebabkan penyempitan pembuluh nadi di belakang bagian mata anak. 

Dengan demikian, kondisi tersebut dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung dan tekanan darah tinggi saat dewasa nanti. 

Kesimpulan itu diambil oleh para peneliti dari Westmead Millenium Institute for Medical Research, Sydner University, Australia, dengan melibatkan sekitar 2.000 anak berusia 12 tahun yang berasal dari 21 sekolah di Sydney. 


Studi yang merupakan lanjutan dari penelitian tahun lalu itu menemukan adanya kerusakan yang terjadi di belakang bagian mata akibat konsumsi softdrink berlebih. Kerusakan yang ada mirip dengan kerusakan akibat terlalu sering menonton TV meskipun tidak serta merta mempengaruhi daya penglihatan mereka. 

Bamini Gopinath, peneliti senior di Millenium Institure yang memimpin studi itu mengatakan bahwa anak-anak yang terlalu banyak mengonsumsi minuman ringan yang mengandung karbohidrat memiliki profil mikrovaskuler lebih buruk dibandingkan mereka yang tidak meminumnya. 


Sumber :
memobee

Softdrink Beresiko Rusak Saraf Nadi Dibelakang Mata Anak

Read More

Copyright © 2015 Infeksi Ilmu | Designed With By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates
Scroll To Top